BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bali merupakan pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya serta keunukan budayanya, khususnya budaya hindu yang melekat sejak dulu dan diwariskan secara turun-temurun samapai sekarang. Agama hindu yng ada di bali banyak melakukan ritual-ritual keagamaan, dimana dalam pelaksanaan ritual ini memilki makana yang sangat penting bagi umat hindu.
Seperti halanya bali pada umumnya, di desa Apuan kecamatan Susut terdapat ritual upaca yang disebut dengan nyunya, pelaksanaannya dilakuakn secara rutin dan berkala, yaitu setiap sasih ke enam atau bulan keenam dalam perhitungan kelender bali. Pelaksanaan ngunya memiliki makana yang sanagt penting bagi masyarakat di desa apuan.
Dari deskripsi ditas penulis sangat trtarik untuk mengkaji makna ngunya secar lebih mendalam untuk lebih memperluas pengetahuan dan wawasan penulis.
Rumusan Masalah
Bagaimana proses pelaksanan ngunya di Desa Adat Apuan ?
Apa makna dari pelaksanaan ngunya tersebut?
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana ritual pelaksanaan ngunya
Untuk mengetahui makana dari pelaksanan ngunya
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang bagaimana pelaksanaan ngunya di desa apuan serta mengetahui makana dari pelaksanaan ngunya
BAB II
Pembahasan
Proses Pelaksanan Ngunya
Pengertian Ngunya
Ngunya merupakan salah satu ritual upacara yang dilakuakan oleh masyarakat di desa adat apuan , dimana pelaksanannya yaitu nedunang Ida Batara samai (Manifestasi Ruha Yang Maha Esa) yang disimbolkan dalam bentuk barong, dan melakukan perjalanan (melancaran) mengelilingi desa yang diiring oleh seluruh masyarakat desa, beleganjur, serta kekidungan.
Pelaksanan Ngunya
Ngunya dilaksanakan pada sasih keenam, dimana masyarkat percaya bahwa pada sasih keenam sampai sasih kesangan, bayak muncul pengaruh-pengaruh negatif yang dapat mempengaruhi atau mengusik ketenangan dan keharmonisan warga desa
Untuk menetralisir kekuatan tersebut maka diadakan ritual ngunya, dimana pengaruh-pengeruh negatif itu dinetralisir oleh pengaruh baik dari kekutan yang dimiliki oleh barong, pelaksanakan ngunya diawali dari masing-masing rumah warga dimana di setiapmerajan menghaturkan pejati, ini merupakan runtutan upaca yang memiliki makna(menyapikan rasa yang tulus dan suci kepada ida Sang Hyang Widi, bahwa akan ada pelaksanan upacara Ngunya yang akan dipersaksikan kehadapan Ida Sang Hyang Widi) srlain itu disetiap rumah harus menancapkan sanggah cucuh yang berisis kain kasa dengan Rajah Gana, sangagah cucuk ini diletakkan disamping lebuh.
Setelah ritual yang dilakukan disetiap rumah selesai maka dilanjutkan di setiap pura yang da di Desa apuan, dimana dilakukan oleh setiap pengempon pura, dalam proses nedunang Ida Batara (barong) tentu banyak banten yang dihaturkan, salah satunya segeh agung, segeh agung dihaturkan pada saat pas nedunang barong dimana ritul ini memiliki mkna (Nohon permisi kepada Beliau dalam hal ini disimbolkan dengan Barong, bahwa pada hari ini akan ditedunang untuk melaksanakan Ngunya selain itu juga bertujuan menyucikan wilayah di sekitar pura). Stelah proses di pura selesai dilanjutkan dengan ngunya dan seluruh manifestasi-manifestasi yang berda dipura tedun untuk melakuakn penyucian di sekitar desa yang disimbolkan dengan barong yakni barong macan (manifestasi yang berstana di pura ulunsui dan pura tirta), Kedingkling (manifestasi Tuhan yang berstana di Pura Dalem Gede Apuan),Barong Bawi (manifestasi Tuhan Yang berstana Di pura Ulun SUI). Perjalanan dilakukan di sekitar desa terutama ke lima arah penjuru mata angin yaitu Utara, Selatan, Barat, Timur., dan Tengah dan diiring oleh masyarakat , beganjur, dan kekidungan. Di setiap penjuru mata angin dilakukan upaca penyucian dengan segeh agung, sehingga kekuatan negatif disucikan dan dinetralisir dengan kekuatan positif.
Setelah dilakuakn upacara ngunya, Manifestasi Tuhan Yang di simbolkan dengan barong kembali ke pura atau stana masing-masing. Sesampinya di pura dilakuakn segeh agung kembali yang bertujuan untuk menyucikan pura karena beliau akan kembali berstana (melinggih), stelah itu warga masyarakat pengempon pura-pura tersebut melakukan persembahyangan bersama untuk memohon keselamtan dan penganugrahan.
Makna Pelaksanaan Ngunya
Nyunga memiliki makna yaitu menetralisir kekuatan jahat atau negatif dengan kekuatan positif sehingga dapat tercipta keseimbangan dimana sejak dahulu agama hindu dibali mengenal konsep Rwa Bhineda, selalu ada yang baik dan ada uang buruk keduannya tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat dinetralisir.
Selain Rwa Bhineda konsep Tri Hita Karan juga diterapkan dalam pelaksanaan ngunya, yaitu:
a. Parahyangan
Menjaga Hubungan yang harmonis dengan Tuhan dilaksanaan pada Ngunya kerena disini kita menunjukkan rasa bakti, ketulusan kita dengan menghaturkan sesajen, mekekidung, melaksanakan upaca penyucian, sehingga Beliau sentiasa suci dan memberi kita penganugrahan keselamatan dan keharmonisan dalam kehidupan.
b. Pawongan
Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, dalam pelaksanaan ngunya kita tunjukan dari lingkungan keluarga, serta masyrakt. Tentu selama proses persipan sampai pelaksanaan ngunya kita banyak melakukan interaksi dengan warga masyarakat yang lain, melakukan gotong-royong, dan kerja sama agar pelaksanaan ngunya dapat berjalan dengan lancar tanpa hambata. Tentu ini merupakan bentuk dari pelaksanaan ngunya.
c. Pelemahan
Menjaga hubungan baik dengan lingkungan kita lakukan juga dalam proses ngunya, tentu kiat sebagai umat hindu tidak terlepas dari lingkungan setipa poses upacara yang dilaksanakan, misalnya melakukan penyucian disetiap penjuru dimana dapat diartikan pelaksanaan bahwa pelaksanaan ngunya juga melakukan penyucian disekitar lingkungan desa sehingga apaun tumbuhan, hewan yang ada disekitar desa dapat tumbuh subur tanpa adanya gangguan dari pihak manpun.
BAB III
Penutup
Simpulan
Adapun simpilan dari makalah ini adalah
a. Setipa upacara yang dilaksanakn oleh umat hindu memiliki makna yang penting dan sangat mendalam bagi kehidupan umat hindu di bumi
b. Pelaksanan ngunya yang dilakukan di Desa Adat Apuan bertujuan untuk menyucikan wilayah desa, serta menetralisir kekuatan-kekuatan negatif yang dapat menggnggu kesejahteraan dan keharmonisan di masyarakat
c. Pelaksanaan ngunya memiliki makna bahwa di dunia ini terdapat dua unsur yaitu unsur yang selalu berlawanan yaitu Rwa Bhineda dimana kedunya unsur ini tidak dapat dimusnahkan hanya dapat dinetralisir sehingga terjadi keseimbangan.
d. Pelaksanaan Ngunya juga mencerminkan konsep Tri Hita Karana.
Saran
Dari penulisan makalah ini dapat penuliskan saran agar pelaksanakaan ngunya dapat dilestarikan dan diturunkan pada generasi selanjutnya, karena memiliki makna yang sangat mendalam, apalgi dengan pelaksanaan ngunya dipercya dapat menciptakan keharmonisan kehidupan di Desa Apuan. Ngunya juga kekayaan budaya warisan leluhur yang unik.
Kiriman Tugas Buat Ayank
Mang Jaya, Thursday, December 25, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)